Rabu, 25 Maret 2015

Berlapang Dada...






Dimas melangkahkan kakinya di atas rerumputan hijau. Matanya menjelajahi setiap sudut taman itu. Kini taman yang cukup luas itu  telah di sulap menjadi tempat pesta yang sangat meriah.  

            “Rino, jangan tinggalin Aya! Rino jahat! Kembaliin jepitan rambut Aya..”  teriakan gadis kecil itu menyita perhatian Dimas, hingga lelaki itu menghentikan langkahnya.

            “Ambil aja sendiri! Wueekk!”  itu suara bocah lelaki yang berlari kecil meninggalkan si gadis. Gadis kecil itupun mengejar si anak lelaki. Kedua bocah itu tampak saling kejar-kejaran memperebutkan jepitan rambut .

            Seulas senyum terukir di bibir tipis Dimas. Melihat kedua bocah itu, otaknya mulai memutar kenangan lamanya bersama seorang gadis yang masih menemaninya hingga saat ini. Ah, Dimas jadi tak sabar ingin melihat wajah gadis itu. Terlebih pada hari ini, hari yang sangat special. Gadis itu pasti terlihat sangat cantik. Dimas pun mempercepat langkahnya.

            Tok..
Tok..
Tok..

“Masuk!”

Dimas melangkahkan kakinya memasuki kamar bernuansa biru itu. Seketika matanya menangkap seorang gadis yang tengah didandani di depan sebuah bermin besar. Dimas memperhatikan punggung gadis berkebaya ungu –yang senada dengan batik yang ia kenakan- itu. Bahkan dari belakag saja, keanggunan gadis itu sudah memancar dan menenggelamkan Dimas. Dimas tertegun sejenak. Dari cermin itu, Dimas bisa melihat sang gadis yang tengah memejamkan matanya saat di rias.  Wajah gadis itu membuat dada Dimas bergemuruh.

“Eh, Dimas! Sini..” panggilan itu menyadarkan Dimas. Seketika ia menyunggingkan seulas senyum pada ibu-ibu yang tengah mendandani gadisnya. Lalu mendekati mereka.

“Masih belum selesai dandannya, ma?” tanya Dimas pada ibu itu.

“Udah kok. Nih Cuma mau rapiin dikit aja.” Ucap ibu itu sambil merapikan rambut si gadis. “Yaudah, mama tinggal dulu, ya. Acara tunangannya bentar lagi. mama mau liat persiapan di depan dulu.” ucap si ibu sambil tersenyum, lalu melangkah keluar kamar.

“Oi, nyet!” gadis itu melambaikan tangannya ke depan wajah Dimas yang terpaku.  “Segitunya ngeliatin muka gue? Tampang gue aneh ya?” ucap si gadis sambil mengerutkan keningnya.

Dimas tersenyum salah tingkah, lalu menggeleng lemah. “Nggak kok, lo cantik.” Pujinya tulus.

Gadis itu tersenyum malu-malu, “Masa sih? Serius lo?” tanyanya sambil mengusap-usap pipinya. “Ah, biasanya juga bilang gue jelek. Tumben banget muji gitu.” Cibirnya.

Dimas tertawa kecil.” Yee... percaya aja, di balik kata jelek itu gue menyembunyikan kata cantik tau!” ucap Dimas sambil mengelus kepala gadis itu.

“Aduh! Sanggul gue bisa rusak!” bentak si cewek sambil menghalau tangan Dimas. Dimas hanya tertawa hampa. “Berarti selama ini, lo bilang gue cantik dong? Hahaha..” kini gadis itu tertawa. “Berarti semua ucapan jelek lo ke gue kebalikannya dong? Tanya gadis itu lagi sambil menaik turunkan alisnya.

Dimas hanya tersenyum lirih. Iya, semuanya kebalikan. Bahkan saat gue bilang lo nyebelin,  gue ga sayang lo, gue ga cinta lo, itu semua kebalikan. Batin Dimas.

 “Eh, BTW, lo keliatan cakep pake batik ungu ini. serasi banget ama kebaya gue.”  Gadis itu mengusap-usap batik Dimas.

“Iya, ini kan batik seragam keluarga. Bagus kan?” mengusap-usap kerah kemejanya. “Selamat ya, untuk pertungan lo.” Ucap Dimas kemudian.

Gadis itu hanya diam, lalu memeluk Dimas. “Makasih ya. Lo sahabat terbaik gue.” Ucap gadis itu di depan dada Dimas.

“Nggak perlu makasih, karena gue sayang lo...” ucap Dimas sambil membalas pelukan gadis itu.

Saatnya untuk melepaskanmu, dan berlapang dada.

=======================================



Padang, 25 Maret 2015
Oleh, Thilmaa

               

2 komentar:

  1. Emang yahhh, persahabatan itu harus murni. Jngn ada ksh cinta.. Pan begini jadinya,, nyesek kan nyesekkk ini baru tunangan, apalagi kalo ditinggal kiwin :(((

    BalasHapus
  2. Iyaaa...
    Ah, jarang ada persahabatan murni antara cewek ama cowok. Mungkin ada, tp jarang.
    Ohya,kak vie salah satunya yg berhasil sahabatan ama cowok.. Hehehe
    Ho'oh.. Baru d tinggal tunangAn. Tenang aja, masih ada kesempatan buat si dimas.. Hahaha

    BalasHapus